Profil Desa Pesu

Ketahui informasi secara rinci Desa Pesu mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Pesu

Tentang Kami

Profil Desa Pesu, Wedi, Klaten. Mengupas desa agraris di dataran rendah yang subur sebagai lumbung padi, menyimpan warisan sejarah berupa dugaan situs candi kuno dan dikenal aktif dalam melestarikan seni tradisional Srandul serta memiliki UMKM makanan kha

  • Lumbung Padi dan Pertanian Intensif

    Mayoritas penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pertanian padi sawah, menjadikan Pesu salah satu kontributor utama produksi pangan di Kecamatan Wedi, didukung kondisi dataran rendah yang subur.

  • Warisan Sejarah dan Seni Budaya Kuno

    Desa ini dikenal memiliki jejak sejarah yang dalam, berupa temuan batuan relief yang diduga sisa kompleks candi, dan aktif menjaga tradisi seni pertunjukan rakyat Srandul (grup "Congbrud").

  • Sentra UMKM Makanan Khas yang Melegenda

    Perekonomian ditopang oleh industri rumahan yang mapan dan bersejarah, terutama produksi Jenang Klaten dan Kecap Manis Cap Ibu, yang telah dipasarkan hingga ke luar daerah.

XM Broker

Di dataran rendah yang terhampar subur di Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Desa Pesu menampilkan wajah sebuah komunitas agraris yang kaya akan warisan. Wilayah ini tidak hanya dikenal sebagai lumbung padi yang vital, tetapi juga sebagai sebuah kanvas sejarah yang masih menyimpan misteri peninggalan purbakala serta desa yang gigih menjaga nafas seni tradisional Jawa. Di tengah kehidupan yang berpusat pada pertanian, Desa Pesu membuktikan dirinya mampu membangun kemandirian ekonomi melalui industri rumahan yang telah melegenda lintas generasi.

Geografi Dataran Rendah dan Basis Agraris

Desa Pesu merupakan salah satu dari 19 desa di Kecamatan Wedi. Secara geografis, desa ini berada di kawasan dataran rendah yang memiliki kualitas tanah aluvial sangat baik untuk pertanian. Letak wilayahnya berbatasan langsung dengan Kecamatan Gantiwarno dan Kabupaten Gunungkidul (DI Yogyakarta), menjadikannya simpul penting di kawasan perbatasan selatan Klaten.

Dengan jumlah penduduk yang tercatat sekitar 1.791 jiwa, mayoritas mutlak warganya menjadikan pertanian sebagai sandaran hidup. Struktur mata pencaharian utama yakni petani dan buruh tani. Komoditas utama yang mendominasi lahan pertanian ialah padi sawah, sebuah pilihan yang tidak mengherankan mengingat kondisi geografis yang sangat mendukung untuk budidaya intensif. Pemandangan hamparan sawah hijau yang luas menjadi ciri khas desa ini, memberikan kontribusi signifikan terhadap produksi pangan di Kabupaten Klaten.

Jejak Sejarah dan Kesenian Tradisional yang Terawat

Desa Pesu memiliki dimensi sejarah yang menarik. Terdapat keyakinan kuat di kalangan masyarakat bahwa wilayah desa ini dahulunya merupakan kompleks candi. Kepercayaan ini didukung oleh temuan batuan-batuan yang memiliki relief dan struktur menyerupai peninggalan percandian. Peninggalan ini dirawat oleh warga sebagai bagian dari warisan leluhur yang harus dihormati dan dilestarikan.

Di samping warisan arsitektur kuno, Desa Pesu juga merupakan pusat pelestarian seni tradisional. Masyarakatnya dikenal sangat mencintai seni dan budaya, sebuah potensi yang diwujudkan dalam kelompok seni Srandul yang disebut "congbrud". Srandul merupakan seni pertunjukan rakyat Jawa yang menggunakan alat musik tradisional seperti gamelan dan menampilkan tokoh-tokoh cerita yang akrab dengan kehidupan sehari-hari. Kelompok seni ini secara aktif berpartisipasi dalam acara-acara kesenian, bahkan ditunjuk oleh pihak kecamatan untuk mewakili Wedi dalam menampilkan pertunjukan, mengukuhkan peran Pesu sebagai penjaga seni dan budaya.

Sentra UMKM: Manisnya Jenang dan Gurihnya Kecap

Meskipun basisnya agraris, Desa Pesu menunjukkan kemandirian ekonomi yang kuat melalui sektor industri rumahan atau UMKM yang telah mapan dan bersejarah. Dua produk makanan khas dari desa ini telah menjadi ikon yang dipasarkan hingga ke luar daerah.

1. Jenang Klaten Ny. Utami: Merupakan produk makanan khas daerah (sejenis dodol) yang dibuat dari tepung, gula jawa, dan santan kelapa. Usaha jenang yang berpusat di Dukuh Mawen ini telah memiliki sertifikasi P.IRT dan dikenal hingga ke Jawa Timur. Industri ini menunjukkan kreativitas warga dalam mengolah hasil bumi menjadi produk olahan bernilai jual tinggi.

2. Kecap Manis Cap Ibu: Industri kecap manis di Desa Pesu telah berdiri sejak tahun 1978. Meskipun sempat berganti nama dari "Kecap Dua Burung" menjadi "Kecap Manis Cap Ibu" karena masalah merek dagang, usaha turun-temurun ini terus bertahan dan berkembang. Pemasarannya mencakup wilayah Wedi dan Klaten, serta menggunakan media sosial untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Selain dua produk utama tersebut, geliat UMKM di Desa Pesu juga mencakup produksi makanan ringan lainnya, seperti Rempeyek Kacang, yang menunjukkan etos kerja dan kreativitas warga dalam berwirausaha.

Visi Pembangunan dan Keberagaman Sosial

Masyarakat Desa Pesu dikenal menjunjung tinggi kerukunan sosial di tengah keberagaman keyakinan dan latar belakang. Kehidupan sosial dilakukan secara rukun dan harmonis, menunjukkan toleransi yang tinggi.

Pemerintah desa juga proaktif dalam pembangunan melalui inisiatif seperti DILAN (Desa Inovasi Lahan), sebuah program yang fokus pada pembangunan basis data geospasial untuk mendukung perencanaan pembangunan desa yang berkelanjutan. Desa ini terus berupaya mengintegrasikan potensi pertanian yang subur dengan kekayaan seni budaya dan industri rumahan yang telah lama berdiri. Dengan harmoni antara sawah, sejarah, dan semangat wirausaha, Desa Pesu melangkah maju menjadi desa yang mandiri dan berbudaya.